Jumat, 25 September 2009

MANDAU terbang, antara mitos dan fakta


Pada saat terjadianya kerusuhan antar Etnis di Sambas dan Sampit, banyak cerita berkembang tentang adanya fenomena Mandau Terbang : (Mandau yang bisa terbang mencari sasaran sindiri, bisa memilih dan memenggal leher musuh). Hal tersebut cukup menggetarkan dan membuat merinding siapapun yang mendegar.

Semua dikembalikan pada yang mendengar, boleh percaya boleh tidak. Namun demikian banyak kesaksian yang menguatkan kebenaran akan fenomena tersebut.

Apapun ceritanya harus digaris bawahi bahwa Mandau adalah senjata tradisional Suku Dayak . Mandau telah menjadi Simbol kekuatan, simbol keadilan, simbol persatuan dan sekaligus simbol kehidupan Suku Dayak.

Bagi orang Dayak, membawa mandau kemana-mana adalah hal biasa, tidak perlu dirisaukan. Untuk mencabut mandau tidak boleh sembarangan, ada aturannya. Mandau tidak boleh digunakan untuk mengancam orang lain, salah salah bisa mendapatkan denda secara adat. Mandau baru akan dicabut dari sarungnya hanya jika dalam mondisi amat terdesak untuk mempertahankan diri, dan konon setiap mandau keluar dari sarungnya harus mendapat korban.

Mandau terbang konon bisa dilakukan oleh para tetua Suku yang memiliki kesaktian tinggi, melalui ritual tertentu makan mandau tersebut akan melesat terbang mencari sasarannya, hampir dipastikan mandau tersebut tidak akan salah sasaran. Dan ritual Mandau terbang hanya akan dilakukan dalam kondisi yang amat darurat demi menpertahankan hidup.

Ada kesaksian yang tidak bisa diterima dengan akal sehat, kejadian di sampit beberapa tahun lalu dimana ada sekeluarga etnis cina, dengan seorang pembantu dari etnis tertentu. Rumah tersebut dalam kondisi tertutup, mereka semua ada didalam rumah, namun secara tiba-tiba leher sang pembantu tersebut terpotong bersimbah darah. Karena ketakutan dan trauma , maka tanpa fikir panjang satu keluarga etnis cina tersebut saat itu juga pergi meninggalkan rumah dengan hanya menbawa barang yang bisa dibawa seadanya kembali ke kota Malang . (frans aso)

---> At the time of inter-ethnic riots Occurrence in Sambas and Sampit, many developing story about the phenomenon Mandau Fly: (Mandau who could fly would auto target, can choose and decapitate the enemy). It is quite thrilling and make anyone shudder learn.

All returned to the hearing, believe it or not. However, many testimonies that confirmed the truth of these phenomena.

Whatever the story must be underlined that Mandau is a traditional weapon Dayak tribes. Mandau has become a symbol of strength, a symbol of justice, a symbol of unity and a symbol of the life of the Dayak tribe.

For the Dayak, bringing Mandau everywhere are common, no need to worry. To revoke Mandau should not be arbitrary, there are rules. Mandau not be used to threaten other people, either one could get the customary fine. New Mandau from its sheath will be withdrawn only if the conditions very driven to defend themselves, and said to each Mandau out of the holster must have victims.

Mandau flying could allegedly committed by tribe elders who have a higher supernatural power, through a certain ritual eating Mandau will be flying off to find the target, almost certainly Mandau will not misplaced. Mandau flies and ritual will be performed only in emergency conditions for very keep alive life.

There was testimony that can not be accepted by common sense, the incident in Sampit few years ago where there is ethnic Chinese family, with an attendant from a particular ethnic. The house is in a closed condition, they are all in the house, but suddenly the maid’s neck was cut with blood. Because of the fear and trauma, so he thought long without one ethnic Chinese family that was also left home with only take items can be brought back to the makeshift city of Malang. (frans aso)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar